Selama SMA, aku
suka mengoleksi daun-daun, kenapa? Karena aku merasa bahwa daun membutuhkan
banyak kekuatan untuk meninggalkan pohon yang selama ini ditinggali.
Selama 3 tahun di SMA, aku dekat dengan seorang pria, bukan sebagai pacar tapi
“Sahabat”.Tapi ketika dia mempunyai pacar untuk yang pertama kalinya, aku
mempelajari sebuah perasaan yang belum pernah aku pelajari sebelumnya,
CEMBURU.Perasaan di hati ini tidak bisa digambarkan dengan menggunakan
Lemon.Hal itu seperti 100 butir lemon busuk.Mereka hanya bersama selama 2
bulan.Ketika mereka putus, aku menyembunyikan perasaan yang luar biasa
gembiranya.Tapi sebulan kemudian dia bersama seorang gadis lagi.
Aku menyukainya
dan aku tahu bahwa dia juga menyukaiku, but mengapa dia tidak mau
mengatakannya? Sejak dia mencintaiku,
mengapa dia tidak yang memulainya dulu untuk melangkah? Ketika dia punya pacar baru lagi, hatiku selalu sakit.Waktu
berjalan dan berjalan, hatiku sakit.
Aku mulai
mengira bahwa ini adalah cinta yang bertepuk sebelah tangan, tapi mengapa dia
memperlakukanku dengan sangat baik di luar perlakuannya hanya untuk seorang
teman?
Menyukai
seseorang sangat menyusahkan hati, aku tahu kesukaannya, kebiasaannya.Tapi
perasaannya kepadaku tidak pernah bisa diketahui.Kau tidak mengharapkan aku
sebagai seorang wanita untuk mengatakannya bukan?
Di luar itu, aku
mau tetap di sampingnya, memberinya perhatian, menemaninya, dan mencintainya.
Berharap, bahwa suatu hari, dia akan datang dan mencintaiku. Hal itu seperti
menunggu telponenya setiap malam, mengharapkannya untuk mengirimku SMS. Aku tau
sesibuk apa pun dia, dia pasti meluangkan waktunya untukku. Karena itu, aku
menunggunya.3 tahun cukup berat untuk kulalui dan aku mau menyerah.Kadang aku
berpikir untuk tatap menunggu.Luka dan sakit hati, dan dilema yang menemaniku
selama 3 tahun ini.
Ketika diakhir
tahun ke-3, seorang pria mengejarku, dia adalah adik kelasku, setiap hari dia
mengejarku tanpa lelah.Dari penolakan yang telah dia tunjukkan, aku merasa
bahwa aku ingin memberikan dia ruang kecil di hatiku.
Dia seperti
angin yang hangat dan lembut, mencoba meniup daun untuk terbang dari
pohon.Akhirnya, aku sadar bahwa aku tidak ingin memberikan Angin ini ruang yang
kecil di hatiku.
Aku tau Angin
ini akan membawa pergi Daun yang lusuh jauh dan ke tempat yang lebih baik.
Akhirnya aku meninggalkan Pohon.Tapi Pohon hanya tersenyum dan tidak memintaku
untuk tinggal, aku sangat sedih memandangnya tersenyum ke arahku.
“Daun terbang
karena Angin bertiup atau Pohon tidak memintanya untuk tinggal?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar